INVICTUS
Bercerita
tentang Persiden Afrika Selatan yang berkulit hitam pertama, yaitu bernama Nelson Mandela yang baru
dibebaskan dari Penjara Victor Verster setelah
menghabiskan waktu kurang lebih 27 tahun di penjara. Semasa kepemimpinannya
banyak menghadapi tantangan seperti kemiskinan, dan kriminalitas yang
merajalela, dan Mandela sangat prihatin terhadap perbedaan ras diantara orang-orang
Afrika Selatan yang berkulit hitam dan putih, yang dapat menyebabkan kekerasan
dikalangan lingkungan mereka dan membeda-bedakan mereka. Juga merasakan
perbedaan itu juga saat ia ada di kantor jika pekeja sebelumnya adalah
mayoritas berkulit putih dan mereka merasa tersingkirkan karena kedudukan tuan
Mandela, jadi tuan Mandela berusaha menyatukan kalangan ras itu di mulai dari
katornya sendiri baru akan meluas ke masyarakat.
Keesokan paginya Mr.
Nelson Mandela menghadiri sebuah pertandingan permainan rugby, Springboks dari negaranya yang melawan Inggris.
Beliau merasa sakit hati karena melihat penonton yang berkulit hitam mendukung
Inggris, disitulah ia merasa sangat prihatin. Beliau teringat saat ia masih
dipenjara Pulau Robben. Kekalahan dari springboks yang melawan
inggis membuat tuan mandela sangat sedih, lalu
beliau mengetahui jika dalam 1 tahun afrika selatan akan jadi tuan rumah
piala dunia, jadi ia berinisiatif menyatukan afrika selatan dalam permanian
rugby yang akan menginspirasikan negaranya.
Tuan
Mandela langsung membujuk Komite Olahraga Afrika Selatan. Setelah itu dia
bertemu dengan kapten tim rugbi Springboks, François Pienaar, dan mengatakan
bahwa kemenangan Springboks dalam Piala Dunia akan menyatukan dan
menginspirasikan negaranya. Tuan Mandela ingin memasukan pemain baru dalam tim
rugby mereka, yaitu orang berkulit hitam untuk menyatukan afrika dimulai dari
kemenangan dari springboks bersama tim barunya.
Mandela sangat memimpikan rakyatnya untuk
benar-benar bersatu, tak ada lagi tembok-tembok pemisah antara kulit putih dan
kulit hitam. Ia ingin menciptakan Afrika Selatan menjadi Negara Pelangi ( yang
cerah dan penuh warna). Tak ada lagi penindasan atas segalanya dan menderita
ejekan sebagai negara yang memalukan. Satu hal yang diyakini Mandela : bahwa
olahraga adalah salah satu cara untuk mempersatukan seluruh warga Afrika
Selatan.
Harapan tuan Mandela dalam kemenangan
springboks ada ditangan para pemainya saat mereka sedang berlatih tuan Mandela
membagi sebuah puisi yang mengispirasi kapten tim rugby saat Mandela dipenjara,
di situlah kapten rubi itu bersemangat untuk berlatih keras untuk mencapai
impian dan cita-cita untuk menyatukan afrika selatan, dalam permaninan rugby.
Banyak orang Afrika Selatan, baik yang berkulit hitam maupun putih, ragu kalau
rugbi dapat menyatukan sebuah negara yang terbelah selama hampir 50 tahun. Tetapi,
Mandela dan kapten rugby tetap berdiri teguh pada keyakian mereka bahwa
permainan tersebut akan menyatukan
negara Afrika Selatan.
Banyak cemohan dari masyarakat
afrika selatan sendiri, mereka meragukan bahwa sebuah permainan rugby tidak
mungkin bisa menyatukan Negara afrika yang selama hampir 50 tahun selalu dalam ketegangan rasial, karena kebanyakan orang kulit
hitam, terutama dalam permainan ruby yang kaptenya berkulit putih. Tetapi,
Mandela dan kapten tim rugby tetap berdiri teguh pada prinsip dengan optimis
bahwa mereka bisa menang dalam permainan dan membahwa nama baik afrika selatan
dalam negeri maupun luar negeri. Kepercayan Mandela akan permainan rugby tersebut
dapat yang akan menyatukan negara
Afrika Selatan tidak padam sedikitpun.
Setelah para pemain
berinteraksi dengan para fans dan memulai pertemanan dengan mereka. Selama
permainan pembuka, dukungan untuk Springboks mulai bertumbuh di dalam penduduk berkulit
hitam mau pun kulit putih penyatuan antar ras itu pun mulai tumbuh di tim
keamanan Mandela dan saat pada permainan kedua, seluruh negeri berkumpul bersama
untuk mendukung Springboks dengan usaha Mandela.
Impinan
Mandela dalam penyatuan antar ras yang tadinya ada perbeda di kalangan mereka
dan banyak ketegangan dan salah paham yang berbeda kini sekarang sudah mulai
hilang mereka sekarang sudah mulai saling menghormati satu sama lainnya,
sekarang kulit hitam dan putih tidak ada bedanya saat springboks menang dalam
melawan inggis saat final permainan rugby. Yah kapten springboks sekarang bisa
lega karena impian dan harapan presiden dan dirinya sudah terwujud dalam
penyatuan 1 negara yaitu afrika selatan.
Jadi pesan yang dari kepemimpinan
seorang Nelson Mandela, adalah bagaimana usaha tekad dan perjuangan yang luar
biasa untuk menyatukan rakyatnya, bagaimana perhatiannya terhadap orang-orang yang
terdekatnya, kepemimpinan sejati, dan lain sebagainya. Itu tercatat dalam
puisinya yang diberikan MANDELA pada kapten tim rugby.
PUISI
Out of the night that covers me,
Black as the pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.
In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.
Beyond this place of wrath and tears
Looms but the horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds, and shall find, me unafraid.
It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate,
I am the captain of my soul.
Black as the pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.
In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.
Beyond this place of wrath and tears
Looms but the horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds, and shall find, me unafraid.
It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate,
I am the captain of my soul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar