Selasa, 25 April 2017

REVERENSI INVICTUS



INVICTUS
Bercerita tentang Persiden Afrika Selatan yang berkulit hitam pertama, yaitu bernama Nelson Mandela yang baru dibebaskan dari Penjara Victor Verster setelah menghabiskan waktu kurang lebih 27 tahun di penjara. Semasa kepemimpinannya banyak menghadapi tantangan seperti kemiskinan, dan kriminalitas yang merajalela, dan Mandela sangat prihatin terhadap perbedaan ras diantara orang-orang Afrika Selatan yang berkulit hitam dan putih, yang dapat menyebabkan kekerasan dikalangan lingkungan mereka dan membeda-bedakan mereka. Juga merasakan perbedaan itu juga saat ia ada di kantor jika pekeja sebelumnya adalah mayoritas berkulit putih dan mereka merasa tersingkirkan karena kedudukan tuan Mandela, jadi tuan Mandela berusaha menyatukan kalangan ras itu di mulai dari katornya sendiri baru akan meluas ke masyarakat.
Keesokan paginya Mr. Nelson Mandela menghadiri sebuah pertandingan permainan rugby, Springboks dari negaranya yang melawan Inggris. Beliau merasa sakit hati karena melihat penonton yang berkulit hitam mendukung Inggris, disitulah ia merasa sangat prihatin. Beliau teringat saat ia masih dipenjara Pulau Robben. Kekalahan dari springboks yang melawan inggis membuat tuan mandela sangat sedih, lalu  beliau mengetahui jika dalam 1 tahun afrika selatan akan jadi tuan rumah piala dunia, jadi ia berinisiatif menyatukan afrika selatan dalam permanian rugby yang akan menginspirasikan negaranya.
Tuan Mandela langsung membujuk Komite Olahraga Afrika Selatan. Setelah itu dia bertemu dengan kapten tim rugbi Springboks, François Pienaar, dan mengatakan bahwa kemenangan Springboks dalam Piala Dunia akan menyatukan dan menginspirasikan negaranya. Tuan Mandela ingin memasukan pemain baru dalam tim rugby mereka, yaitu orang berkulit hitam untuk menyatukan afrika dimulai dari kemenangan dari springboks bersama tim barunya.
Mandela sangat memimpikan rakyatnya untuk benar-benar bersatu, tak ada lagi tembok-tembok pemisah antara kulit putih dan kulit hitam. Ia ingin menciptakan Afrika Selatan menjadi Negara Pelangi ( yang cerah dan penuh warna). Tak ada lagi penindasan atas segalanya dan menderita ejekan sebagai negara yang memalukan. Satu hal yang diyakini Mandela : bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk mempersatukan seluruh warga Afrika Selatan.
Harapan tuan Mandela dalam kemenangan springboks ada ditangan para pemainya saat mereka sedang berlatih tuan Mandela membagi sebuah puisi yang mengispirasi kapten tim rugby saat Mandela dipenjara, di situlah kapten rubi itu bersemangat untuk berlatih keras untuk mencapai impian dan cita-cita untuk menyatukan afrika selatan, dalam permaninan rugby. Banyak orang Afrika Selatan, baik yang berkulit hitam maupun putih, ragu kalau rugbi dapat menyatukan sebuah negara yang terbelah selama hampir 50 tahun. Tetapi, Mandela dan kapten rugby tetap berdiri teguh pada keyakian mereka bahwa permainan tersebut akan menyatukan negara Afrika Selatan.
Banyak cemohan dari masyarakat afrika selatan sendiri, mereka meragukan bahwa sebuah permainan rugby tidak mungkin bisa menyatukan Negara afrika yang selama hampir 50 tahun selalu dalam ketegangan rasial, karena kebanyakan orang kulit hitam, terutama dalam permainan ruby yang kaptenya berkulit putih. Tetapi, Mandela dan kapten tim rugby tetap berdiri teguh pada prinsip dengan optimis bahwa mereka bisa menang dalam permainan dan membahwa nama baik afrika selatan dalam negeri maupun luar negeri. Kepercayan Mandela akan permainan rugby tersebut dapat yang akan menyatukan negara Afrika Selatan tidak padam sedikitpun.
Setelah para pemain berinteraksi dengan para fans dan memulai pertemanan dengan mereka. Selama permainan pembuka, dukungan untuk Springboks mulai bertumbuh di dalam penduduk berkulit hitam mau pun kulit putih penyatuan antar ras itu pun mulai tumbuh di tim keamanan Mandela dan saat pada permainan kedua, seluruh negeri berkumpul bersama untuk mendukung Springboks dengan usaha Mandela.
Impinan Mandela dalam penyatuan antar ras yang tadinya ada perbeda di kalangan mereka dan banyak ketegangan dan salah paham yang berbeda kini sekarang sudah mulai hilang mereka sekarang sudah mulai saling menghormati satu sama lainnya, sekarang kulit hitam dan putih tidak ada bedanya saat springboks menang dalam melawan inggis saat final permainan rugby. Yah kapten springboks sekarang bisa lega karena impian dan harapan presiden dan dirinya sudah terwujud dalam penyatuan 1 negara yaitu afrika selatan.
Jadi pesan yang dari kepemimpinan seorang Nelson Mandela, adalah bagaimana usaha tekad dan perjuangan yang luar biasa untuk menyatukan rakyatnya, bagaimana perhatiannya terhadap orang-orang yang terdekatnya, kepemimpinan sejati, dan lain sebagainya. Itu tercatat dalam puisinya yang diberikan MANDELA pada kapten tim rugby.
PUISI
Out of the night that covers me,
Black as the pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.

In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.

Beyond this place of wrath and tears
Looms but the horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds, and shall find, me unafraid.

It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate,
I am the captain of my soul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar