Rabu, 31 Mei 2017

Pencemaran Pestisida



MAKALAH PENCEMARANAN PESTISIDA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan yang diampu oleh
 Ibu Sarinah Basyri K. M.Kes

 



Oleh :
Khanifah
Nabilah Gita R
Sanuri
Siti Danuaji


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat kepada hamba-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tentang Pencemaran Lingkungan ini dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman yang tidak beradab menjadi zaman yang beradab.
Makalah ini berisi tentang, definisi pestisida, jenis-jenis dan penggolongan pestisida, dampak positif dan negative penggunaan pestisida, pencemaran akibat pestisida dan cara menanggulangi serta mencegah pencemaran yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, khususnya untuk Dosen mata kuliah Pencemaran Lingkungan yang terhormat Ibu Sarinah Basyri K. M.Kes. yang terus memotivasi kami untuk terus belajar.
Kami memohon maaf apabila makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisan maupun materi yang dituliskan. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini bisa lebih baik lagi.


Indramayu,  07 Mei 2017

Penulis








DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Pengertian Pestisida.............................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis dan Penggolongan Pestisida................................................ 4
2.3 Dampak Negatif dan Positif Penggunaan Pestisida............................. 7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................... 10
3.1 Pencemaran Akibat Penggunaan Pestisida.......................................... 10
3.2 Cara Mencegah Pencemaran Pestisida................................................ 10
3.3 Cara Menanggulangi Pencemaran Pestisida........................................ 11
BAB IV PENUTUP.................................................................................. 13
4.1 Simpulan dan Saran............................................................................. 13
Daftar Pustaka.......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini kebanyakan disebabkan oleh penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dari sector pertanian sendiri penggunaan bahan kimia yang merusak lingkungan adalah penggunaan pestisida. Hamper semua pertanian yang ada saat ini menggunakan bahan kimia, baik pestisida maupun pupuk kimia.
 Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan), namun sayangnya terkadang petani menggunakan petisida berlebihan yang nantinnya akan berdampak pada pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, sebaiknya memperhatikan informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan dalam tanah, jalan pengankutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya diketahui. Kondisi cuaca juga penting diperhatikan pada saat pengaplikasian.
Pada akhir-akhir ini juga, penggunaan pestisida dalam usaha tanaman hortikultura dan persawahan di beberapa sentra produksi di Indonesia cenderung berlebihan (Anonimous, 1985). Disamping penggunaannya, petani mempunyai kebiasaan mencuci alat semprot dan membuang kaleng bekas kemasan pestisida di lahan pertanian dan sungai yang berakibat pada pencemaran (Kali Konto, 1989).
1.2  TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar kita,
1.      Mengetahui pengertian pestisida
2.      Mengetahui jenis-jenis dan penggolongan pestisida
3.      Mengetahui dampak positif dan negative penggunaan pestisida
4.      Mengetahui pencemaran pestisida
5.      Mengetahui cara mencegah dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida


1.3  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan pestisida ?
2.      Apa saja jenis-jenis dan penggolongan pestisida ?
3.      Apa dampak positif dan negative penggunaan pestisida ?
4.      Bagaimana pencemaran pestisida ?
5.      Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi pencemaran yang ditimbulkan   dari penggunaan pestisida ?


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PESTISIDA
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama, dan sida yang berasal dari kata caedo yang berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Secara umum pestisida dapat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai hama. Pestisida mempunyai arti yang sangat luas, yang mencakup sejumlah istilah lain yang lebih tepat, karena pertisida lebih banyak berkenaan dengan hama yang digolongkan kedalam senyawa racun yang mempunyai nilai ekonomis dan diidentifikasikan sebagai senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan, mencegah, menangkis, dan mengurangi jasad renik pengganggu.
Pestisida juga diartikan sebagi substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama disini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematode (bentuknya seperti cacing dengan bantuan mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yag dianggap merugiksn.
Pengertian Pestisida menurut peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1.      Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
2.      Memberantas rerumputan
3.      Mengatur tau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4.      Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5.      Memberantas atau mencegh hama-hama air
6.      Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad-jasad renik dalam bangunan-bangunan rumah tangga, alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7.      Memberantas atau mencegah binatng-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air
2.2  JENIS-JENIS PESTISIDA
            Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa hal berikut :
ü  Berdasarkan fungsi sasaran penggunaannya
1.      Insektisida  
Pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, ulat, da wereng. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil, dimetil fosfat, diazinon, dll.
2.      Fungisida
Pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun, busuk daun, dan cacar daun.. contoh : tembaga oksiklorida, tembaga oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
3.      Bakterisida
Pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salh satu contoh bakterisida adalah : tetramycin yang digunakan untuk membnuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang sudah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasannya segera diberikan kepada tanman lainnya yang masih sehat dengan dosis tertentu.
4.      Rodentisida
Pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya contoh : warangan.


5.      Nematisida
Pestisida yang digunakan untuk membarantas hama tanam berupa nematode (cacing). Hama jenis ini biasannya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya  digunakan untuk perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematode, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Contoh : DD, Vapam, Dazomet.
6.      Herbisida  
Pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pegganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh : ammonium, sulfonat dan pentaklorofenol.
ü  Berdasarkan bahan aktifnya
1.      Pestisida organic (organic pesticide)
Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organic yang berasal dari bagian tanaman atau binatang contoh : neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).
2.      Pestisida elemen (elemental pesticide)
Petisida yang bahan aktif nya berasal dari alam contoh : sulfur.
3.      Pestisida kimia/sintetis (syntetic pesticide)
Pestisida yang bahan aktifnya dari campuran bahan-bahan kimia.
ü  Berdasarkan cara kerjannya
1.      Pestisida sistemik (systemic pesticide)
Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagin tanaman sehingga akan menjadi racun pada hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama contoh : neem oil.
2.      Pestisida kontak langsung (bcontac pesticide)
Adalah pestisida yang reaksinya kan bekerja bila bersentuhanlangsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Sebaian besar pestisida kimia termasuk kedalam jenis ini.

ü  Berdasarkan cara penggunaannya
1.      Penyemprotan (spraying)
Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam penyemprotan larutan pestisida (pestisida ditambah dengan air) dipecah oleh nozzle (spuyer) atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk sediaan (formulasi) yang digunakan dengan cara penyemprotan meliputi E.C, W.P, WS atau SP. Sedangkan penyemprotan dengan volume ultra rendah (ultra low volume) digunakan formulasi ULV. Dengan menggunakn alat khusus yang dinamakan mikroner.
2.      Pengasapan atau fogging
Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuanran tersebut kemudian dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan. Fogging banyak digunakan untuk mengendalika hama gudang, hama tanaman perkebunan serta vector penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan nyamuk malaria.
3.      Penghembusan (dusting)
Penghembusan perupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung hembus (D,dust) dengan menggunakan alat penghembus (duster). Jadi penggunaannya dalam bentuk kering.
4.      Penaburan (broad casting) pestisida butiran (granuler)
Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tangan langsung atau dengan alat penabur (granule broadcaster).
5.      Perawatan benih (seed dressing, seed treatment, seed coating)
Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk mexlinungi benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST.
6.      Pencelupan (dipping)
Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindungi tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit, pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida.
7.      Fumigasi (fumigation)
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigant baik yang berbentuk padat, cair maupun gas dalam ruangan tertutup. fumigasi umumnya digunakan untvuk melindungi hasil panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit di tempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah kedalam bentuk gas (fumigant cair maupun padat) yang beracun untuk membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut.
8.      Injeksi
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus (injeksi ataupun infus) maupun dengan jalan mengebor tanaman. Pestisida yang diinjeksikan akan menyebar keseluruh tanaman bersamaan dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan untuk sterilisasi tanah.
9.      Penyiraman (drenching, pouring on)
Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitar akar tanaman untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan di sekitar sarang semut atau sarang rayap.
2.3 DAMPAK PEMAKAIAN PESTISIDA
ü  Dampak Positif
1.      Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian.
2.      Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan lainnya.
3.      Dalam bidang kesehatan dan rumah tangga, dapat mengendalikan vector (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan.
4.      Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
ü  Dampak Negatif
Disisi lain penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negative, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Adapun dampak negative yang dapat terjadi akibat penggunaan pestisida, diantarannya yaitu :
1.      Bagi kesehatan manusia
Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk juga pada manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh makhluk hidup ini telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida ini digunakan, tetepi juga pada saat mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida tersebut.
Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang tersusui menanggung resiko yang lebih pesar teracuni oleh pestisida tersebut dari pada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang di berikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul pada tubuh bayi (biokumulasi).
Gejala-gejala keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau gabungan, diantarannya dalah sebagai berikut :
ü  Umum       : kelelahan
ü  Kulit          : iritasi, terbakar, alergi, dan berkeringat.
ü  Mata          : iritasi, mata merah, penglihatan kaburmata berair,    pupil melebar atau menyempit.
ü  System pencernaan : mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air ludah, muntah, sakit atau keram perut, dan diare.
ü  System pernafasan : sulit bernafas, batuk-batuk, dan sakit dada.

2.      Bagi lingkungan sekitar
Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan akan masuk ke dalam biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantarannya ikan dan udang. Sementara dalam kadar yang rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalak menurunnya populasi burung pelican coklat dan burung kasa dari daerah artika sampai daerah antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung tersebut sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus-menerus tentu saja perkembangbiakan burung tersebut akan terhenti, dan akhirnya jenis burung tersebut akan punah.
3.      Bagi perkembangan populasi pengganggu
Ada kemungkinan munculnya hama sepesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida yang diterapkan. Hama ini baru dapat dimusnahkan apabila takaran pestisida diperbesar jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada makhluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali mausia yang menjadi pelaku utamanya.










BAB III
 PEMBAHASAN

3.1  PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA
a.     Kasus pencemaran air
Akibat kebocoran pabrik di Amerika, di tepi sumgai Mississipi (decade 60-an). Akibat bocornya pabrik tersebut, ribuan ton pestisida (endrin) terbuang percuma ke sungai Mississipi dan ribuan ton ikan, yang diperkirakan 150 juta ekor ikan mati sia-sia. Nasib sengsara bagi masyarakat sekitarnya. Kebutuhan ikan masyarakat mississipi sekarang tidak dapat lagi terpenuhi. Dan timbul bau busuk yang di dihasilkan.
Kasus yang sama juga terjadi di Indonesia, yaitu di Teluk Nibung, Sumatra Utara, Sungai Mussi.
b.      Kasus pencemaran udara
Kasus di sebelah timur Illionis, Amerika Serikat. Pada tahun 1945 telah dilakukan penyemprotan sustu senyawa organoclorin dengan maksud memusnahkan Japanese beetle (kumbang jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung ikut musnah di daerah penyemprotan. Nasib yang sama dialami pula oleh kucung, tupai, insect predator dll.
c.       Kasus pencemaran tanah
Di dalam segumpal tanah pertanian yang beratnya 0,5 g, terdapat kira-kira 1 triliun bakteri, 200 juta jamur, 25 juta alga, 15 juta protozoa dan cacing, insekta dan makhluk kecil lainnya. Pemakaian zat kimia beracun yang tidak terkendali ini menyebabkan biota-biota yang terdapat dalam tanah mati, sehingga tanah menjadi tidak subur lagi sampai akhienya gersang.
3.2 CARA MENCEGAH PENCEMARAN PESTISIDA
            Sayur-sayuran memnag diperlukan tubuh untuk mencukupi kebutuhan kita akan berbagai mineral dan vitamin penting. Tetapi,
Karena di sana ada bahaya, kehati-hatian sagatlah dituntut dalam hal ini. Berikut adalah upaya untuk mencegah dampak negative dari pemakaian pestisida :
1.      Ada baiknya kita mengetahui dari mana sayur itu dihasilkan. Tetapi paling aman pastilah kalau kita menghasilkan sayuran sendiri, dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau dengan pot sekalipun.
2.      Karena pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka agar terhindar dari dampak negative yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus dilakukan secara hati-hatibdan dilakukan sesuai petunjuk.
3.      Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
4.      Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
5.      Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh. Jangan telat memberantas hama apabila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
6.      Jangan salah pakai pestisida. Lihat factor penyebab lainnya seperti jenis hama dan kadag-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
7.      Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
3.3 CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN PESTISIDA
            Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran antara lain :
1)      Mencucinnya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbaril dan hamper 50% untuk DDT. Mencuci sayuran sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindungi mengingat bagian inipun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot kea rah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.
2)      Perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita kurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih tinggi disbanding kalau sudah di masak terlebih dahulu. Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industry terbukti dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida dalam syuran.
3)      Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat juga dilakukan dengnan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (biopestisida). Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga relative aman bagi ternak peliharaan dan manusia. Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan daun kemangi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir kucai dll.




























BAB IV
PENUTUP

5.1  KESIMPULAN
            Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak hanya membawa dampak positif terhadap peningkatan produk pertanian, tetapi juga membawa dampak negative terhadap lingkungan sekitarnya. Pengarahan dan penggunaan yang lebih tepat kepada para pengguna dalam hal pemberian dosis, waktu aplikasi, cara kerja yang aman, akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi.
4.2 SARAN
      Di masa yang akan datang diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan lebih selektif dan didukung oleh adannya penemuan-penemuan baru yang lebih efektif dalam mengatasi gangguan dari jasad pengganggu ini.     
















DAFTAR PUSTAKA

Himka Polban.Minggu,05 Maret 2017.14:37WIBhttps://himka1polban.Wordpress.
com /chemlib/makalah-pencemaran-pestisida/.

Suratni.Senin,06 Maret2017.18.00WIB.http://Suratnipunyacerita.blogspot.co.id/
2011/06/dampak –pemakaian-pestisida-terhadap-das.html?m=1.

Senin,06 Maret 2017.18:02WIB.http://dokumen.tips/documensts/kasus-dampak-negatif-pestisida.html.








 

1 komentar:

  1. The best casino in Las Vegas | DrMCD
    Best casino in Las 남원 출장안마 Vegas: The 화성 출장샵 Venetian — The Venetian 경기도 출장안마 is a must have for every Vegas gambler 인천광역 출장샵 looking for a 제주도 출장안마 new home.

    BalasHapus