MAKALAH
PENCEMARANAN
PESTISIDA
Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pencemaran
Lingkungan yang diampu oleh :
Ibu Sarinah Basyri K. M.Kes
Oleh
:
Khanifah
Nabilah Gita R
Sanuri
Siti Danuaji
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2017
Kata Pengantar
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat kepada hamba-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tentang Pencemaran Lingkungan ini dengan baik.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
yang tidak beradab menjadi zaman yang beradab.
Makalah ini
berisi tentang, definisi pestisida,
jenis-jenis dan penggolongan pestisida, dampak positif dan negative penggunaan
pestisida, pencemaran akibat pestisida dan cara menanggulangi serta mencegah
pencemaran yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini, khususnya untuk Dosen mata kuliah Pencemaran Lingkungan yang terhormat Ibu Sarinah Basyri K. M.Kes. yang
terus memotivasi kami untuk terus belajar.
Kami memohon
maaf apabila makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisan maupun materi yang
dituliskan. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini bisa
lebih baik lagi.
Indramayu, 07
Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Pengertian Pestisida.............................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis dan Penggolongan Pestisida................................................ 4
2.3 Dampak Negatif dan Positif Penggunaan Pestisida............................. 7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................... 10
3.1 Pencemaran Akibat Penggunaan Pestisida.......................................... 10
3.2
Cara Mencegah Pencemaran Pestisida................................................ 10
3.3
Cara Menanggulangi Pencemaran Pestisida........................................ 11
BAB
IV PENUTUP.................................................................................. 13
4.1
Simpulan dan Saran............................................................................. 13
Daftar Pustaka.......................................................................................... 14
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini kebanyakan
disebabkan oleh penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dari sector pertanian
sendiri penggunaan bahan kimia yang merusak lingkungan adalah penggunaan
pestisida. Hamper semua pertanian yang ada saat ini menggunakan bahan kimia,
baik pestisida maupun pupuk kimia.
Pestisida
sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT (Organisme Pengganggu
Tumbuhan), namun sayangnya terkadang petani menggunakan petisida berlebihan yang
nantinnya akan berdampak pada pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi kerusakan
lingkungan dan gangguan kesehatan, sebaiknya memperhatikan informasi yang
terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan dalam tanah, jalan pengankutan
yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya
diketahui. Kondisi cuaca juga penting diperhatikan pada saat pengaplikasian.
Pada akhir-akhir ini juga, penggunaan pestisida dalam
usaha tanaman hortikultura dan persawahan di beberapa sentra produksi di
Indonesia cenderung berlebihan (Anonimous, 1985). Disamping penggunaannya,
petani mempunyai kebiasaan mencuci alat semprot dan membuang kaleng bekas
kemasan pestisida di lahan pertanian dan sungai yang berakibat pada pencemaran
(Kali Konto, 1989).
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat
dibuatnya makalah ini adalah agar kita,
1.
Mengetahui
pengertian pestisida
2.
Mengetahui
jenis-jenis dan penggolongan pestisida
3.
Mengetahui
dampak positif dan negative penggunaan pestisida
4.
Mengetahui pencemaran
pestisida
5.
Mengetahui cara mencegah
dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
dimaksud dengan pestisida ?
2.
Apa saja
jenis-jenis dan penggolongan pestisida ?
3.
Apa dampak
positif dan negative penggunaan pestisida ?
4.
Bagaimana
pencemaran pestisida ?
5.
Bagaimana cara mencegah
dan menanggulangi pencemaran yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN
PESTISIDA
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama, dan sida yang berasal dari kata caedo yang berarti pembunuh. Pestisida
dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Secara umum pestisida
dapat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi
jasad yang dianggap sebagai hama. Pestisida mempunyai arti yang sangat luas,
yang mencakup sejumlah istilah lain yang lebih tepat, karena pertisida lebih
banyak berkenaan dengan hama yang digolongkan kedalam senyawa racun yang
mempunyai nilai ekonomis dan diidentifikasikan sebagai senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk mengendalikan, mencegah, menangkis, dan mengurangi jasad renik
pengganggu.
Pestisida juga diartikan sebagi substansi kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama. Yang dimaksud hama disini adalah sangat luas, yaitu serangga,
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi
(jamur), bakteria dan virus, kemudian nematode (bentuknya seperti cacing dengan
bantuan mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yag dianggap
merugiksn.
Pengertian Pestisida menurut peraturan Pemerintah No.
7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI
No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1.
Memberantas atau
mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau
hasil-hasil pertanian
2.
Memberantas
rerumputan
3.
Mengatur tau
merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4.
Memberantas atau
mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5.
Memberantas atau
mencegh hama-hama air
6.
Memberantas atau
mencegah binatang-binatang atau jasad-jasad renik dalam bangunan-bangunan rumah
tangga, alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7.
Memberantas atau
mencegah binatng-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air
2.2 JENIS-JENIS
PESTISIDA
Pestisida
yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa hal berikut
:
ü Berdasarkan fungsi sasaran penggunaannya
1.
Insektisida
Pestisida
yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, ulat, da
wereng. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah,
perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap dan semut. Contoh :
basudin, basminon, tiodan, diklorovinil, dimetil fosfat, diazinon, dll.
2.
Fungisida
Pestisida
untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun,
busuk daun, dan cacar daun.. contoh : tembaga oksiklorida, tembaga oksida,
carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
3. Bakterisida
Pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salh
satu contoh bakterisida adalah : tetramycin yang digunakan untuk membnuh virus
CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang sudah menyerang suatu
tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasannya segera diberikan kepada
tanman lainnya yang masih sehat dengan dosis tertentu.
4.
Rodentisida
Pestisida
yang digunakan untuk memberantas hama tanman berupa hewan pengerat seperti
tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras
atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga
hewan ternak yang memakannya contoh : warangan.
5.
Nematisida
Pestisida
yang digunakan untuk membarantas hama tanam berupa nematode (cacing). Hama
jenis ini biasannya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida
biasanya digunakan untuk perkebunan kopi
atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3
minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematode, obat ini juga dapat
memberantas serangga dan jamur. Contoh : DD, Vapam, Dazomet.
6.
Herbisida
Pestisida
yang digunakan untuk membasmi tanaman pegganggu (gulma) seperti alang-alang,
rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh : ammonium, sulfonat dan pentaklorofenol.
ü Berdasarkan bahan aktifnya
1.
Pestisida
organic (organic pesticide)
Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organic
yang berasal dari bagian tanaman atau binatang contoh : neem oil yang berasal
dari pohon mimba (neem).
2.
Pestisida elemen
(elemental pesticide)
Petisida
yang bahan aktif nya berasal dari alam contoh : sulfur.
3.
Pestisida
kimia/sintetis (syntetic pesticide)
Pestisida
yang bahan aktifnya dari campuran bahan-bahan kimia.
ü Berdasarkan cara kerjannya
1.
Pestisida
sistemik (systemic pesticide)
Adalah
pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagin tanaman sehingga akan
menjadi racun pada hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena
disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini
bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama contoh : neem
oil.
2.
Pestisida kontak
langsung (bcontac pesticide)
Adalah
pestisida yang reaksinya kan bekerja bila bersentuhanlangsung dengan hama, baik
ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik
menggunakan jenis pestisida ini. Sebaian besar pestisida kimia termasuk kedalam
jenis ini.
ü Berdasarkan cara penggunaannya
1.
Penyemprotan
(spraying)
Penyemprotan
adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani.
Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam
penyemprotan larutan pestisida (pestisida ditambah dengan air) dipecah oleh
nozzle (spuyer) atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk
sediaan (formulasi) yang digunakan dengan cara penyemprotan meliputi E.C, W.P,
WS atau SP. Sedangkan penyemprotan dengan volume ultra rendah (ultra low volume)
digunakan formulasi ULV. Dengan menggunakn alat khusus yang dinamakan mikroner.
2.
Pengasapan atau
fogging
Pengasapan
adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang
halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur
pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuanran tersebut kemudian
dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan.
Fogging banyak digunakan untuk mengendalika hama gudang, hama tanaman
perkebunan serta vector penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan
nyamuk malaria.
3.
Penghembusan
(dusting)
Penghembusan
perupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung
hembus (D,dust) dengan menggunakan alat penghembus (duster). Jadi penggunaannya
dalam bentuk kering.
4.
Penaburan (broad
casting) pestisida butiran (granuler)
Penaburan
pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam
bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tangan
langsung atau dengan alat penabur (granule broadcaster).
5.
Perawatan benih
(seed dressing, seed treatment, seed coating)
Perawatan
benih adalah cara penggunaan pestisida untuk mexlinungi benih sebelum benih
ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit.
Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST.
6.
Pencelupan
(dipping)
Pencelupan
adalah penggunaan pestisida untuk melindungi tanaman (bibit, cangkok, stek)
agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit, pencelupan dilakukan dengan
mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida.
7.
Fumigasi
(fumigation)
Fumigasi
adalah aplikasi pestisida fumigant baik yang berbentuk padat, cair maupun gas
dalam ruangan tertutup. fumigasi umumnya digunakan untvuk melindungi hasil
panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit di tempat penyimpanan.
Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah
kedalam bentuk gas (fumigant cair maupun padat) yang beracun untuk membunuh OPT
sasaran yang ada dalam ruangan tersebut.
8.
Injeksi
Injeksi
adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan ke dalam batang tanaman,
baik dengan alat khusus (injeksi ataupun infus) maupun dengan jalan mengebor
tanaman. Pestisida yang diinjeksikan akan menyebar keseluruh tanaman bersamaan
dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan
untuk sterilisasi tanah.
9.
Penyiraman
(drenching, pouring on)
Penyiraman
adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitar akar tanaman
untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan di
sekitar sarang semut atau sarang rayap.
2.3 DAMPAK
PEMAKAIAN PESTISIDA
ü Dampak Positif
1.
Pestisida
berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian.
2.
Dalam bidang
kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan lainnya.
3.
Dalam bidang
kesehatan dan rumah tangga, dapat mengendalikan vector (penular) penyakit
manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan.
4.
Dalam bidang
perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
ü Dampak Negatif
Disisi lain penggunaan pestisida telah menimbulkan
dampak negative, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian
lingkungan. Adapun dampak negative yang dapat terjadi akibat penggunaan
pestisida, diantarannya yaitu :
1.
Bagi kesehatan
manusia
Tanaman
yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke
dalam akar, batang, daun dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul
pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk juga pada manusia. Secara tidak
langsung dan tidak sengaja, tubuh makhluk hidup ini telah tercemar pestisida.
Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida ini digunakan,
tetepi juga pada saat mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida
tersebut.
Bila
seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar
pestisida maka bayi yang tersusui menanggung resiko yang lebih pesar teracuni
oleh pestisida tersebut dari pada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke
tubuh bayi lewat air susu yang di berikan. Dan kemudian racun ini akan
terkumpul pada tubuh bayi (biokumulasi).
Gejala-gejala
keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau gabungan, diantarannya
dalah sebagai berikut :
ü Umum :
kelelahan
ü Kulit :
iritasi, terbakar, alergi, dan berkeringat.
ü Mata : iritasi,
mata merah, penglihatan kaburmata berair,
pupil melebar atau menyempit.
ü System pencernaan : mulut atau kerongkongan terbakar,
keluar air ludah, muntah, sakit atau keram perut, dan diare.
ü System pernafasan : sulit bernafas, batuk-batuk, dan
sakit dada.
2.
Bagi lingkungan
sekitar
Pestisida
yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan akan masuk ke dalam biota
air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh
organisme air diantarannya ikan dan udang. Sementara dalam kadar yang rendah
dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh
ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat
berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah
satu kasus yang pernah terjadi adalak menurunnya populasi burung pelican coklat
dan burung kasa dari daerah artika sampai daerah antartika. Setelah diteliti
ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor
yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung tersebut sehingga gagal
ketika dierami. Bila dibiarkan terus-menerus tentu saja perkembangbiakan burung
tersebut akan terhenti, dan akhirnya jenis burung tersebut akan punah.
3.
Bagi
perkembangan populasi pengganggu
Ada
kemungkinan munculnya hama sepesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida
yang diterapkan. Hama ini baru dapat dimusnahkan apabila takaran pestisida
diperbesar jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat
pencemaran pestisida pada makhluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak
terkecuali mausia yang menjadi pelaku utamanya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENCEMARAN
AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA
a.
Kasus pencemaran
air
Akibat kebocoran pabrik di
Amerika, di tepi sumgai Mississipi (decade 60-an). Akibat bocornya pabrik
tersebut, ribuan ton pestisida (endrin) terbuang percuma ke sungai Mississipi dan
ribuan ton ikan, yang diperkirakan 150 juta ekor ikan mati sia-sia. Nasib
sengsara bagi masyarakat sekitarnya. Kebutuhan ikan masyarakat mississipi
sekarang tidak dapat lagi terpenuhi. Dan timbul bau busuk yang di dihasilkan.
Kasus yang sama juga terjadi
di Indonesia, yaitu di Teluk Nibung, Sumatra Utara, Sungai Mussi.
b.
Kasus pencemaran
udara
Kasus di sebelah timur
Illionis, Amerika Serikat. Pada tahun 1945 telah dilakukan penyemprotan sustu
senyawa organoclorin dengan maksud memusnahkan Japanese beetle (kumbang
jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung ikut musnah di daerah
penyemprotan. Nasib yang sama dialami pula oleh kucung, tupai, insect predator
dll.
c.
Kasus pencemaran
tanah
Di dalam segumpal tanah
pertanian yang beratnya 0,5 g, terdapat kira-kira 1 triliun bakteri, 200 juta
jamur, 25 juta alga, 15 juta protozoa dan cacing, insekta dan makhluk kecil
lainnya. Pemakaian zat kimia beracun yang tidak terkendali ini menyebabkan
biota-biota yang terdapat dalam tanah mati, sehingga tanah menjadi tidak subur
lagi sampai akhienya gersang.
3.2 CARA
MENCEGAH PENCEMARAN PESTISIDA
Sayur-sayuran
memnag diperlukan tubuh untuk mencukupi kebutuhan kita akan berbagai mineral
dan vitamin penting. Tetapi,
Karena di sana ada bahaya, kehati-hatian sagatlah
dituntut dalam hal ini. Berikut adalah upaya untuk mencegah dampak negative
dari pemakaian pestisida :
1.
Ada baiknya kita
mengetahui dari mana sayur itu dihasilkan. Tetapi paling aman pastilah kalau
kita menghasilkan sayuran sendiri, dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau
dengan pot sekalipun.
2.
Karena pestisida
tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang
berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka agar terhindar dari dampak
negative yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus dilakukan secara
hati-hatibdan dilakukan sesuai petunjuk.
3.
Ketahui dan
pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah
berantas. Misalnya herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya
serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah
terlanjur tercemar.
4.
Ikuti
petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau
petugas penyuluh.
5.
Jangan terlalu
tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
Jangan telat memberantas hama apabila penyuluh telah menganjurkan
menggunakannya.
6.
Jangan salah
pakai pestisida. Lihat factor penyebab lainnya seperti jenis hama dan
kadag-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
7.
Gunakan tempat
khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
3.3 CARA
MENANGGULANGI PENCEMARAN PESTISIDA
Ada
beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran antara lain
:
1)
Mencucinnya
secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika
yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang
telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa
pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbaril
dan hamper 50% untuk DDT. Mencuci sayuran sebaiknya jangan lupa membersihkan
bagian-bagian yang terlindungi mengingat bagian inipun tak luput dari semprotan
petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat
semprot kea rah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga
memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.
2)
Perendaman dalam
air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita kurangi
konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih
tinggi disbanding kalau sudah di masak terlebih dahulu. Pemasakan atau
pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industry terbukti dapat menekan
tekanan kandungan residu pestisida dalam syuran.
3)
Untuk mengurangi
dampak penggunaan pestisida dapat juga dilakukan dengnan cara menggunakan
pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (biopestisida).
Biopestisida tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai
(biodegradable) sehingga relative aman bagi ternak peliharaan dan manusia.
Sebagai contoh adalah air rebusan dari batang dan daun tomat dapat digunakan
memberantas ulat dan lalat hijau. Kita juga dapat menggunakan air rebusan daun
kemangi untuk memberantas serangga. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak
tumbuhan lain yang mengandung bioaktif pestisida seperti tanaman mindi, bunga
mentega, rumput mala, tuba, kunir kucai dll.
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pestisida
adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk
mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak hanya membawa
dampak positif terhadap peningkatan produk pertanian, tetapi juga membawa
dampak negative terhadap lingkungan sekitarnya. Pengarahan dan penggunaan yang
lebih tepat kepada para pengguna dalam hal pemberian dosis, waktu aplikasi,
cara kerja yang aman, akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida
pada lingkungan dan mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi.
4.2 SARAN
Di masa
yang akan datang diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan lebih
selektif dan didukung oleh adannya penemuan-penemuan baru yang lebih efektif
dalam mengatasi gangguan dari jasad pengganggu ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Himka Polban.Minggu,05 Maret 2017.14:37WIBhttps://himka1polban.Wordpress.
com /chemlib/makalah-pencemaran-pestisida/.
Suratni.Senin,06
Maret2017.18.00WIB.http://Suratnipunyacerita.blogspot.co.id/
2011/06/dampak
–pemakaian-pestisida-terhadap-das.html?m=1.
Senin,06 Maret
2017.18:02WIB.http://dokumen.tips/documensts/kasus-dampak-negatif-pestisida.html.
The best casino in Las Vegas | DrMCD
BalasHapusBest casino in Las 남원 출장안마 Vegas: The 화성 출장샵 Venetian — The Venetian 경기도 출장안마 is a must have for every Vegas gambler 인천광역 출장샵 looking for a 제주도 출장안마 new home.